Berdasarkan survei dari European Cockpit Association (ECA), 4 dari 10 pilot mengaku suka tidur saat sedang bertugas di udara. Sedangkan 3 di antaranya mengaku sempat bangun untuk mengecek apakah co-pilotnya juga ikut tidur, demikian dilansir dari Telegraph, Senin (19/11/2012).
Survei ini dilakukan kepada 6.000 pilot yang berdomisili di Eropa. Mereka mengaku, kelelahan lah yang jadi masalah utama mereka. 79 Persen mengaku, tidur di pesawat adalah masalah yang sering dilakukan.
Dari data yang diperoleh dari survei, 70-80 pilot tidak akan mengaku bahwa mereka tidak siap untuk terbang. Mereka akan mengesampingkan rasa mengantuk atau lelah dan cuek untuk kembali menerbangkan pesawat.
Bagi ECA, hasil survei sama sekali tidak mengejutkan. Menurut mereka, pilot-pilot tersebut sudah berteman baik dengan jam tugas yang panjang, penerbangan malam, dan waktu standby yang lama. Hal-hal inilah yang membuat mereka kerap tertidur saat di pesawat.
Bukan tanpa alasan, survei ini digelar untuk membuat peraturan untuk menghindari kecelakaan yang mungkin disebabkan oleh kelelahan para pilot. Mereka sedang mengajukan proposal kepada European Aviation Safety Agency (EASA) untuk membuat pembatasan jam terbang.
Ini bertujuan untuk menjaga keamanan para penumpang dan mengurangi kemungkinan kecelakaan yang mungkin terjadi.
"Lelah membuat para petugas (pilot dan co-pilot) tidak cepat tanggap mengenai masalah yang mungkin terjadi selama di udara. Kita tak bisa menunggu sampai terjadi kecelakaan baru menetapkan peraturan," kata perwakilan dari ECA, Philip von Schoppenthau.
Proposal peraturan ini sedang dalam proses dan rencananya akan diadopsi dalam hukum Uni Eropa pada pertengahan 2013 mendatang.