Perbedaan utama dari kandidat Presiden di Amerika dengan Calon Presiden Indonesia adalah soal harta awal. Ketika mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika, warganya adalah orang orang kaya. Beliau beliau itu konglomerat sehingga ketika kampanye mereka menggunakan duit sendiri. Berbeda dengan negeri kita tercinta, calon presiden berasal dari orang biasa, bukanlah orang kaya tetapi berteman dengan orang berduit. Jadi waktu dia ingin menang, maka dana yang digunakan untuk kampanye adalah ” bantuan” teman teman nya konglomerat itu
Nah apa jadinya ketika Presiden terpilih yang berhutang budi kepada konglomerat. Anda bisa bayangkan, hutang itu harus dilunasi dengan APBN. Sebagian besar proyek pengadaan dan pembangunan sudah merupakan hak penyandang dana pemilu. Syukur syukur proyek itu dikerjakan dengan benar, tetapi kalau tidak negeri ini seolah dirampok beramai ramai minus rakyat.
Kemudian si Presiden terpilih setelah melunasi hutang hutangnya, pada tahun ke 2 atau 3 pemerintahan, mulai mengisi kocek sendiri. Sang Presiden bermetamorfose dari seorang penguasa menjadi seorang pengusaha. caranya tentu gampang sekali, karena kekuasaan itu bersaudara kembar dengan kewenangan. Mulailah istri, anak, saudara kandung, teman sekampung dijadikan atau didandani menjadi pengusaha dadakan. Menerima pekerjaan atau mengelola proyek proyek pemerintah. Pekerjaan yang paling gampang adalah menerima persentase dari proyek, pekerjaan di sub kontrakkan lagi.
Amerika beda bukan dengan Indonesia. Memang negara adidaya ini telah melaksanakan pilpres sebanyak 56 kali, sehingga sistem pemilu sudah merupakan pekerjaan rutin. Sistem kepartaianpun disederhanakan, disaan hanya 2 partai yaiotu Partai Demokrat dan Partai Republik. Komisi Pemilihan Umum (KPU ) Amerika diawaki oleh orang orang independent, profesional, jujur dan super adil dalam arti tidak memihak kepada salah satu kandidat. Lain pula dengan negeri ini, intervensi penguasa atau oleh siapapun masih menggrogoti kewibawaan KPU
Presiden Amerika yang sudah kaya itu, bukan menjadi kaya raya ketika selesai menjabat, tetapi mereka mensubsidi negara dengan harta kekayaannya. Jadi yakinlah orang yang sudah berpunya tidak akan lagi korupsi, malah boleh dibilang Presiden Amerika itu malah berkurang hartanya alias tekor. Beliau dari pengusaha menjadi Penguasa. Di negeri kita Presiden berasal dari orang biasa menjadi penguasa dan akhirnya berujung menjadi kaya raya alias menjadi pengusaha.
Presiden Amerika Serikat boleh menjabat 2 kali untuk periode 4 tahunan. Awak prediksi Obama akan unggul lagi. Pekerjaan baik dari Obama harus dituntaskan untuk pemerintahan nya yang ke -2 agar sisa sisa pekerjaan itu akan menjadi sempurna. Sudah banyak perubahan yang dilakukan Obama, paling tidak dari sisi dmokrasi. Terpilihnya Obama saja sudah menunjukkan bahwa warga Amerika telah sangat dewasa, mereka telah terlepas dari belenggu diskriminasi.
Di Amerika Serikat issue issue (SARA) Suku Agama, Ras dan Antar golongan sudah tidak mempan lagi dipakai oleh provokator untuk mengadu domba antar warga. Kedewasaan pola pikir warga mungkin disebabkan karena tingkat pendidikan rata rata warga Amerika diatas high School. Disamping itu negara ini telah ratusan tahun merdeka, jadi wajarlah mereka bisa berdemokrasi dengan sopan santun.
salam salaman
Komseko, 5 Nopember 2012
PenaSehat PenaSaran penakawan